Jumat, 27 Februari 2009

Keajaiban dari Palestina

Anak itu nyalakan api
Kini berkobar dan membakar
Di parasnya Agama memancar
Dan cahaya Alhaq bersinar
Kedua tangannya menghunus pedang keberanian
Atau bom kaca yang menggelegar
"Ananda, telah kuserahkan engkau kepada Tuhan Penguasa Qadar
Berjihadlah dengan tegar
Karena kezaliman pasti kan buyar
Esok semua algojo penyiksa kan jatuh terkapar
Dan bendera Tauhid kan berkibar
Nantikan dengan sabar"

Ghazi Khalid Alhajiji

dalam Atthiflu qad Auqada Naraha

Keajaiban Kebangkitan
Palestina. Ajaib bangsa yang satu ini. Mereka miskin, tetapi mampu memberi banyak kepada saudara-saudara Arab mereka, dunia Islam dan ummat manusia. Mereka terjajah, tetapi mampu memberi pelajaran paling mahal, bagaimana mereka punya jiwa merdeka sebelum tubuh mereka terbebaskan. Ajaib pemuda mereka, melecehkan dunia yang degil, korup dan hipokrit dengan sindiran paling nyinyir; mengukir kematian mereka sendiri dengan guratan paling artistik. Ya, seni kematian paling spektakuler di jaman ini.

Alangkah panjang dusta yahudi, menyihir dengan sedengki-dengki sihir agar kaum Muhajirin, di Madinah, kala itu, tak lagi dikaruniai anak-anak. Allah memberi jawaban telak; lahirlah anak laki-laki pertama kaum Muhajirin, Abdullah bin Zubair. Bapaknya, Zubair bin Awwam, adalah salah seorang pionir dalam Islam. Ibunya, Asma, panitia hijrah, di hari-hari haidhnya yang pertama. Kakeknya Abu bakar Shiddiq yang kesertaannya bersama Rasul SAW abadi tercatat dalam Al Quran, khususnya dalam hijrah yang agung (QS. At taubah : 40).

Ya, besar nian kedunguan Yahudi yang mengatakan, "Tangan Allah terbelenggu," padahal tangan-Nya selalu terbuka. Ia berikan kepada bangsa Palestina yang berani serta bangsa yang sejalan dan sejiwa, lebih dari satu Khansa dan ia akan terus berikan beribu Khansa, Sumayyah, Hanzhalah, Ja'far, Zaid dan beribu Usamah. Mereka yang menikmati benar kenikmatan syahid dan kebanggaan diangkatnya keluarga mereka sebagai syuhada, orang-orang yang menikmati panjangnya hidup dalam kematian mereka. Bahkan tak patut disebut mati.

Engkau yang bersedih wahai dunia yang jauh, jangan menambah sedih dengan tercenung begitu lama. Dunia tak pernah berubah di tangan orang-orang pengecut. Ia hanya maju dan merdeka di tangan para pemberani. Salah satu kedermawanan bangsa Palestina ialah keberanian mereka mendobrak mitos Yahudi adalah segala-galanya.

Apa yang diajarkan dunia beradab kepada kita? Kesopanan, intelektualitas, etika, hak asasi manusia, kesetaraan? Lihatlah, bagaimana mereka telah menyihir dan memutarbalik makna. Siapa yang menyihir begitu banyak bangsa untuk percaya atau sekurang-kurangnya menggunakan istilah penjajahan (kolonialisme) dengan pemakmuran (isti'mar), teror sebagai penyelamatan, da'wah sebagai teroris, keshalihan sebagai keterbelakangan. Mereka ajarkan kita untuk memisahkan politik dari agama dan sebaliknya. Mungkin itu benar bila dikaitkan sejarah agama-agama yang para pemukanya (rijalud dien) menjadi pembenar kedzaliman raja-raja tanpa mahkota. Mereka membuat mitos dan sabda untuk membenarkan kedzaliman raja bermahkota. Bagaimana mungkin politik dikosongkan dari agama dan agama dijauhkan dari politik, sementara seluruh gagasan dari membangun dan mempertahankan negara Zionis, semua dilandasi sabda-sabda, ayat-ayat, semangat dan klaim keagamaan.

Keajaiban Kepunahan
Presidan Benyamin Franklin mengingatkan bangsanya untuk tidak memasukkan sepotong pun elemen Yahudi ke dalam sistem mereka. Ternyata mereka sangat pelupa dan kini seluruh kelelahan mereka menjadi sia-sia, karena hanya menuruti arahan dan bisikan ular beludak yang satu ini. Rupanya bid'ah juga menimpa wilayah politik dan bangsa yang satu ini. Mereka habis-habisan membela terorisme atas nama negara. Kehancuran suatu bangsa dan kepunahan peradaban mereka tidak bermula dari keterbelakangan teknologgi, kelemahan tentara, kemiskinan sumber daya alam atau kemiskinan dana. Semua itu bisa terjadi dengan satu kata: penyimpangan. Dan, penyimpangan itu dapat dijabarkan sebagai kedzaliman. Dan kedzaliman dapat terjadi antara hamba terhadap tuhannya, seperti kemunafikan, kekafiran dan kemusyrikan (dzulmun adziem).

Kedzaliman bisa terhadap sesama manusia, seperti pembunuhan, fitnah, pencemaran nama baik, pencurian dan perampasan harta pribadi dan publik (korupsi), monopoli sumber-sumber kehidupan, penimbunan barang saat diperlukan orang banyak (ihtikar) dan berbagai langkah yang merugikan masyarakat. Kedzaliman dapat diarahkan kepada diri sendiri, seperti mengikuti hawa nafsu; mengikuti konsumsi khamr, bangkai, babi, uang haram, seks bebas, seks sejenis.

Pada enam peradaban, kita dapatkan begitu banyak pelajaran, mengapa mereka punah dengan mengenaskan. Surat Hud memuat kiprah kaum Nabi Nuh, Kaum Aad, tsamud, bangsa Madyan, kaum Nabi Shalih, kaum Firaun. Semua dibinasakan bukan karena krisis, tetapi justru karena krisis kezaliman. ”...dan tiadalah Kami mendzalimin mereka, akan tetapi merekalah yang mendzalimi diri sendiri... dan demikianlah hukuman tuhanmu apabila Ia menghukum negeri-negeri dalam keadaan dzalim... (QS. Hud : 101).

Bagi pemimpin seati, kecemasan akan munculnya penyimpangan menjadi begitu berat. Rasulullah berkata, ”Aku dibuat beruban oleh surat Hud dan saudara-saudaranya.” (HR. Tirmidzi, Thabrani, Hakim & Ibnu mardawaih). Dan itu artinya keharusan memelihara diri dari berbagai penyimpangan yang telah menyebabkan binasanya ummat-ummat terdahulu. Ketika Perancis dikalahkan Jerman dalam Perang Dunia II, Jenderal De Gaudle yang ditanya mengapa itu terjadi, dengan tegaas menjawab: ”Ia telah tertaklukkan (secara moral) sebelum tertundukkan (secara militer)” (inhilal qablal Ihtilal).

Keajaiban Kemunkaran
Apakah semua arogansi dan kejemawaan dunia beradab serta polisi dunia ini merupakan refleksi kekuatan yang makin mapan, ataukah hentakan-hentakan akhir dengan kekuatan penuh seperti yang terjadi pada ayam, sapi atau kambing yang disembelih? Allahu’alam. Yang jelas dunia beradab telah tersembelih oleh begitu banyak pisau jagal peradaban. Zina, kebebasan dan penyimpangan seksual yang menjadi syiar dunia modern. Khamr dan candu yang mejadi tempat pelarian paling aman. Sogok, suap dan KKN menjadi jalan paling singkat menuju kekayaan. Pelecehan terhadap nilai-nilai samawi, terhadap iman dan keshalihan yang menjadi syarat bagi predikat modern. Menjilat, memfitnah, dan kolaborasi bagi kepentingan kekuatan asing telah menjadi marketing dan promosi paling jitu dalam karir pribadi. Semua ini siap melibas peradaban-peradaban besar kontemporer yang dengan tegas oleh Sayid Quthb, Malik bin Nabi dan Almaududi dinafikkan dari daftar peradaban karena memang tidak beradab.

Apa yang menyebabkan mereka begitu cemas dan gemas kepada dunia Islam kita? Telah terjadi sesuatu. Bila instrumen utama al ghazwul fikri yang tiga (pers, militer, dan kampus PT), yang paling efektif ternyata menampakkan perlawanan, maka cukup beralasan bagi kemurkaan mereka. Kampus yang mereka harapkan menjadi mesin perubah warba generasi muda (dan sebagian berhasil mereka lakukan), ternyata lebih menjadi ajang da’wah yang dinamis, progresif dan kondusif. ”Sesungguhnya kami tidak takut pada kekuatan sosialis, kaum revolusioner atau pun kaum demokrat di kawasan ini (Arab). Yang kami takutkan hanyalah kekuatan Islam, raksasa yang pulas tidur dan mulai menggeliat.” (Ben Gurion)

Bila kematian mereka menjadi kepastian, apakah dengan demikian bebas dari tanggung jawab? Tidak, karena Allah ingin melihat apa yang kita kerjakan. []

Sumber : Buku ”Warisan Sang Murabbi, Pilar-Pilar Asasi”, KH. Rahmat Abdullah

Sheikh Abdullah Azzam Bersama Kafilah Para Syuhada

"Sheikh Abdullah Azzam bukanlah orang biasa. Dia mewakili satu bangsa, satu Ummat. Tubuh Ummat ada di dalam dirinya. Setelah kematiannya, para muslimah sejauh ini gagal melahirkan seorang laki-laki yang mampu menggantikan Beliau".

[Usama bin Ladin, wawancara dengan TV Al-Jazeera, 1999] "Dialah yang bertanggung jawab membangkitkan kembali Jihad di abad 20 ini".

[Majalah Time] "Dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri, melainkan seluruh Ummat. Ucapannya tidaklah seperti ucapan orang biasa. Sedikit bicaranya, namun kandungannya sangat dalam. Jika engkau menatap matanya, hatimu akan terpenuhi dengan iman dan cinta kepada Allah SWT".

[Ulama Mujahid asal Mekkah] " Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam".

[Azzam Publications] " Pada dekade 1980-an, Syuhada Sheikh Abdullah Azzam mencetuskan satu kalimat yang maknanya bergaung di seluruh medan pertempuran Chechnya saat ini. Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah 'Alaihi menggambarkan bahwa Para Mujahid yang gugur dalam pertempuran bergabung bersama "Kafilah Para Syuhada".

[Ibnu Al-Khattab, Panglima Mujahidin Chechnya]


Image Hosted by ImageShack.usAbdullah Yusuf Azzam lahir pada tahun 1941 di Desa Asba'ah Al-Hartiyeh, Propinsi Jiniin, Tanah Suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana Beliau dididik agama Islam, ditanamkan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya SAW, terhadap Mujahid yang berjuang di Jalan-Nya dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai kehidupan akhirat.Semasa masih kanak-kanak, Abdullah Azzam sangat menonjol di antara anak-anak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal Beliau sebagai seorang anak yang shaleh.

Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan guru-guru Beliau telah mengenali tanda-tanda ini sejak Beliau masih di Sekolah Dasar. Sheikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan kesungguhannya bahkan sejak masih kecil, Beliau memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun Beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun Beliau adalah yang terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri Beliau bekerja sebagai guru di Desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian Beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A. di bidang Syariah pada tahun 1966.

Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Sheikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena Beliau tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti, menimbulkan perasaan bersalah dalam diri Beliau, sehingga membuat Beliau semakin mantap untuk hijrah dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.

Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania Beliau bergabung dalam Jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian Beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah Jihad terhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, Beliau menjadi dosen di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, Beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana Beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D dalam bidang Pokok-Pokok Hukum Islam (Ushul-Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir inilah Beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966). Sheikh Abdullah Azzam cukup lama turut serta dalam Jihad Palestina. Namun ada hal yang tidak disukainya, yaitu orang-orang yang terlibat di dalamnya sangat jauh dari Islam. Beliau menggambarkan bagaimana orang-orang ini berjaga-jaga sepanjang malam sambil bermain kartu dan mendengarkan musik, dan menganggap bahwa mereka sedang menunaikan Jihad untuk membebaskan Palestina. Sheikh Abdullah Azzam menyebutkan juga meskipun ada ribuan orang di basis-basis pemukiman, tetapi jumlah orang yang hadir untuk shalat berjama?ah bisa dihitung dengan satu tangan saja. Beliau berusaha mendorong mereka untuk menerapkan Islam sepenuhnya, namun mereka bertahan untuk menolak. Suatu hari Beliau bertanya kepada seorang "Mujahid" secara retoris, agama apa yang ada di belakang revolusi Palestina, "Mujahid" itu menjawab dengan jelas dan gamblang, "Revolusi ini tidak memiliki dasar agama apapun".

Habislah sudah kesabaran Abdullah Azzam. Beliau kemudian meninggalkan Palestina, pindah ke Saudi Arabia dan mengajar di berbagai universitas di sana.Saat Sheikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir Ummat ini bisa menggapai kemenangan, lalu Jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.

"Jihad hanya dengan senjata. TIDAK dengan Negosiasi, TIDAK dengan Perundingan Damai, TIDAK dengan Dialog", kalimat tersebut menjadi semboyan Beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu Beliau kumandangkan, sehingga membuat Beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang bergabung dalam Jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis. Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi Mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah Haji. Segera Beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai Jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan kepadanya, Beliau merasa inilah yang sudah sejak lama sekali Beliau cari-cari.Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan supaya dapat ikut serta dalam Jihad. Beliau pindah ke Pakistan agar dapat lebih dekat dengan Jihad Afghanistan, dan di sanalah Beliau mengenal pemimpin-pemimpin Mujahidin. Saat-saat pertama berada di Pakistan, Beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama hal ini berlangsung, karena Beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk Jihad Afghanistan. Pada permulaan dekade 1980-an, Sheikh Abdullah Azzam langsung turun ke medan Jihad Afghanistan. Di Jihad inilah Beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di Jalan Allah, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda : "Berdiri satu jam dalam pertempuran di Jalan Allah lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh tahun".

Terinspirasi oleh Hadits ini, Sheikh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan Jihad. Tidak lama setelah itu Beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan Jihad dan Syahid.Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Sheikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen Services Bureau atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi Jihad Afghanistan dan Para Mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang menunjang Jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.

Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Sheikh Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Sheikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap ksatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar. Di Afghanistan Beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, Pegunungan Hindukush, Lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Sheikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayanya Dien Islam. Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Sheikh Azzam selalu berbicara tentang Jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdo'a agar Para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.

Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh Jihad Afghanistan dan Beliaupun sangat besar pengaruhnya pada Jihad ini sejak Beliau mengabdikan diri sepenuhnya dalam perjuangan ini. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Ummat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada Kaum Muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan Tanah Muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang Jihad, seperti Join the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands dan Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan Beliau turun langsung ke medan Jihad Afghanistan, meskipun usia Beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin yang membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak Pemuda yang bersama Beliau kelelahan, namun Sheikh Abdullah Azzam tidak. Beliau merubah pandangan Ummat Islam terhadap Jihad di Afghanistan dan menjadikan Jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh Ummat Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah Jihad Afghanistan menjadi universal dimana Ummat Islam dari seluruh dunia turut serta. Para Pejuang Muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban Jihad dan membela Saudara-saudara Muslimin dan Muslimah mereka yang tertindas.

Kehidupan Sheikh Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni menegakkan Hukum Allah di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab yang pasti bagi setiap dan segenap Ummat Muslim. Dalam rangka melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Sheikh Azzam mengkonsentrasikan kepada Jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa Jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.

Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan Jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah membebaskan Tanah Suci Palestina. Dalam hal ini Beliau menyatakan: "Saya tidak akan meninggalkan Tanah Jihad kecuali karena tiga hal. Pertama, saya terbunuh di Afghanistan. Kedua, saya terbunuh di Pakistan. Ketiga, saya diborgol dan diusir dari Pakistan"

Jihad di Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan Jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam Jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan Jihad, Beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat Ummat Islam tentang Jihad dan perlunya menegakkan Jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan Jihad. Beliau amat mementingkan Jihad dan butuh akan Jihad. Sekali waktu Beliau berkata :"Saya merasa seolah-olah berumur 9 tahun. Tujuh setengah tahun dalam Jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam Jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali".

Dari atas mimbar Sheikh Azzam berulangkali menekankan keyakinannya : "Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah. Jihad akan terus berlangsung sampai Kalimat Allah ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali Tanah kita yang dirampas. Jihad adalah Jalan untuk mencapai kejayaan abadi?.

Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Sheikh Abdullah Azzam mencatat keberanian Beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala konsekuensi yang ada.Setiap saat Sheikh Abdullah Azzam mengingatkan seluruh Kaum Muslimin bahwa :"Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh ummat lainnya. Kita Ummat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri".

Sheikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Sheikh Azzam selalu mendengarkan pendapat Para Pemuda, Beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud AS. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa hari Senin dan Kamis. Sheikh Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.Satu saat sekelompok Muslim yang tidak puas di Peshawar mencap Sheikh Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari Kaum Muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Sheikh Azzam mendengar hal ini, Beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah Beliau, dan Beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahannya, mereka berkomentar :

"Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Sheikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci Beliau"

Selama Jihad Afghanistan berlangsung, Beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok Mujahidin dalam Jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan Beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa Beliau. Pada November 1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bawah mimbar dimana Beliau selalu menyampaikan khutbah setiap hari Jum?at. Demikian besar jumlah peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh Masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan Muslimin dapat terbunuh. Namun Allah memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.

Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Sheikh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini menuju haribaan-Nya (kita berharap demikian Insya Allah). Dan Sheikh wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jum'at 24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jum'at. Pada hari Jum'at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobil pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.

Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut Beliau.

Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Sheikh Abdullah Azzam di dunia, yang telah Beliau lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya, dan pertempuran di Jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga -kita memohon kepada Allah demikian, dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni : "Dan barangsiapa yang mena?ati Allah dan Rasul-Nya mereka ini akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu : Para Rasul, Para Shiddiqiin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang Shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" [QS An-Nisaa:69]

Dengan cara seperti inilah Pahlawan Besar dan Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan Jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam Para Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana Beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan Syuhada lainnya. Semoga Allah menerima Beliau sebagai Syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di Surga. Pertempuran yang telah Beliau lalui dan telah Beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun Tanah Jihad di seluruh dunia, tidak seorangpun Mujahid yang berjuang di Jalan Allah, yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran dan karya Sheikh Abdullah Azzam Rahmatullah 'Alaihi.

Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah Beliau dan menempatkan Beliau di Surga Tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan dari Ummat ini Ulama-Ulama lain sekaliber Beliau, yang menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam buku dan di dalam Masjid saja.Melalui biografi ini, kami merekam kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Sheikh Abdullah Azzam berkata :

"Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah Para Syuhada, dengan kisah Para Syuhada, dengan teladan Para Syuhada""Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai" [QS At-Taubah:32-33].

Sumber : Unknown

Orisinil in english : www.azzam.com

Sabtu, 07 Februari 2009

SEJARAH LAHIRNYA I N T I F A D A H

Intifadah, yang berarti “pemberontakan” dalam Bahasa Arab, adalah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok orang Palestina, yang bersenjatakan batu-batu, melawan salah satu musuh terbesar dunia, yaitu orang yang menjawab lemparan batu itu dengan peluru, roket, dan rudal. Memang, mereka jarang sekali ragu-ragu menjadikan orang yang tidak pernah melempar batu sebagai sasaran mereka, bahkan mampu membunuh lusinan anak-anak dengan cara tak berperikemanusiaan.

Intifadah pertama memasuki panggung politik pada 1987, dimulai dengan pemuda Palestina yang membalas pembunuhan enam anak-anak Palestina oleh tentara-tentara Israel. Berlanjut hingga 1993, Intifadah menghadapi tanggapan yang sangat keras dari Israel, berdasar prinsip bahwa “kekerasan melahirkan kekerasan,” Timur Tengah kembali terjatuh ke dalam kekacauan. Sepanjang masa ini, perhatian dunia tertuju pada kasus anak-anak yang tempurung kepalanya pecah dan tangan-tangan mereka dipatahkan oleh para tentara Israel. Orang-orang Palestina, dari yang paling muda hingga yang paling tua, menentang kekerasan militer Israel dan penindasan dengan sambitan batu apa pun yang dapat mereka temukan. Sebagai balasannya, tentara Israel secara besar-besaran memberondongkan senjatanya: menyiksa, mematahkan tangan, dan menembaki lambung dan kepala orang-orang dengan tembakan senapan. Pada tahun 1989, sebanyak 13.000 anak-anak Palestina ditahan di penjara-penjara Israel.

Apa pun alasannya, memilih cara kekerasan tidak pernah memecahkan persoalan. Dan kembali, kenyataan penting harus dicamkan ketika merenungkan tanah tempat Intifadah terjadi. Pertama-tama, karena diperkuat oleh keputusan PBB, tentara Israel menggunakan kekuatan yang, sejalan dengan hukum internasional, seharusnya dijauhi. Meskipun sudah diperkuat aturan, jika Israel menuntut agar keberadaannya di tanah ini diterima, cara menunjukkannya tentu bukan dengan membunuh orang-orang tak berdosa. Karena semua orang yang waras pastilah sepakat, jika salah bagi orang-orang Palestina memilih kekerasan, maka pastilah juga salah bagi tentara-tentara Israel membunuh mereka. Setiap negara memiliki hak membela diri dan melindungi dirinya, namun apa yang telah terjadi di Palestina jauh dari sekedar membela diri.


Tentara pendudukan Israel menanggapi batu-batu dan ketapel remaja Palestina dengan senapan otomatis dan peluru tajam. Oleh karenanya setidaknya beberapa orang Palestina meninggal setiap hari.

Selama tahun-tahun Intifadah, sebuah peristiwa terjadi di desa Kristen Beit Sahour di dekat Bethlehem. Kejadian ini, yang disaksikan oleh penduduknya Norman Finkelstein, hanyalah satu dari banyak contoh yang tidak mendukung bahwa campur tangan militer didorong oleh keinginan membela diri:

Suatu kali di kamp pengungsian Jalazoun, anak-anak membakar ban ketika sebuah mobil menepi. "Pintu dibiarkan terbuka, dan empat pria (pemukim Israel maupun tentara berpakaian preman) melompat keluar, menembak membabi buta ke segala penjuru. Anak-anak di samping saya tertembak di punggungnya, peluru keluar dari pusarnya… Hari berikutnya Jerussalem Post melaporkan bahwa tentara itu menembak untuk membela diri."94

Intifadah rakyat Palestina, yang dilakukan dengan sambitan batu dan pentungan untuk melawan tentara paling modern di dunia, berhasil menarik perhatian internasional pada wilayah ini. Gambar-gambar yang intinya mengenai pembunuhan tentara Israel atas anak-anak berusia sekolah sekali lagi menunjukkan kebijakan teror pemerintah pendudukan. Masa ini berlanjut hingga Kesepakatan Oslo tahun 1993, ketika Israel dan PLO duduk bersama di meja perundingan. Pada pertemuan ini, Israel mengakui Yasser Arafat untuk pertama kalinya sebagai perwakilan resmi rakyat Palestina.

Setelah Intifadah pertama mencapai puncaknya dalam kesepakatan damai, rakyat menunggu dengan sabar perdamaian dan keamanan kembali ke wilayah Palestina. Penantian ini berlanjut hingga Sepetember 2000, ketika Ariel Sharon, yang dikenal sebagai “Penjagal dari Libanon,” melakukan kunjungan yang menghebohkan ke Mesjid al-Aqsa bersama puluhan polisi Israel. Kejadian ini memicu bangkitnya Intifadah al-Aqsa.



Untuk menghentikan pertumpahan darah di Palestina, kedua pihak harus menghentikan kekerasan. Dan untuk mencapai perdamaian abadi, Israel harus menyudahi pendudukannya dan sepenuhnya menarik diri dari Daerah Pendudukan. Orang-orang Palestina harus diberi hak membangun negara merdekanya di atas tanahnya sendiri.

Rasa sakit dan penderitaan tak berujung orang-orang Palestina meningkat dengan adanya Intifadah al-Aqsa. Saat ini, tiap hari ada laporan yang menyebutkan anak-anak dan remaja meninggal di wilayah-wilayah Palestina. Semenjak awalnya di bulan September 2000 hingga Desember 2001, sebanyak 936 orang Palestina tewas (angka-angka ini bersumber dari Organisasi Kesehatan Palestina).95 Sepanjang pertikaian, satuan-satuan tentara Israel menjadikan banyak warga sipil, termasuk anak-anak yang pulang sekolah sasaran pengeboman dengan helikopter.


Tentara Israel menggunakan senjata mereka bukan untuk melucuti senjata anak-anak Palestina, melainkan untuk membantai dan membunuh mereka. Suleiman Abu Karsh, wakil menteri perdagangan Palestina, menyatakan perasaan rakyatnya mengenai Intifadah ini dalam sebuah wawancara:

Intifadah ini terlahir dari kekejaman Zionis Israel dan provokasi terhadap rakyat Palestina dan hal-hal yang kami anggap suci. Karena ikatan kuat rakyat Palestina terhadap tempat-tempat suci ini, khususnya Mesjid Aqsa, yang merupakan kiblat pertama Muslimin, mesjid mereka, dan salah satu titik pusat Haram asy-Syarif, Israel menunjukkan tindak kekejaman.96



Banyak anak-anak Palestina yang sedang ditahan hari ini di penjara-penjara Israel. Anak-anak yang ditahan dalam bentrokan menghadapi berbagai jenis penyiksaan, seperti digambarkan dalam laporan rinci berbagai lembaga hak azazi manusia. Akan tetapi, sebagian besar pemerintahan mengabaikan laporan ini.

Di Palestina, di mana 70% penduduk terdiri atas kalangan muda, bahkan anak-anak pun telah mengalami perpindahan, pengusiran, penahanan, pemenjaraan, dan pembantaian semenjak pendudukan tahun 1948. Mereka diperlakukan seperti warga kelas dua di tanahnya sendiri. Mereka telah belajar bertahan hidup dalam keadaan yang paling sulit. Renungkanlah fakta-fakta berikut ini: 29% dari orang yang terbunuh selama Intifadah al-Aqsa berusia di bawah 16 tahun; 60% dari yang terluka berusia di bawah 18; dan di wilayah tempat bentrokan paling sering terjadi, paling tidak lima anak terbunuh tiap hari, dan setidaknya 10 orang terluka.





Chris Hedges, yang bertindak selaku kepala biro Timur Tengah The Times selama bertahun-tahun, menyatakan bagaimana tentara Israel membunuh anak-anak Palestina tanpa ragu dalam sebuah wawancara:
Saya telah melihat anak-anak ditembak di Sarajevo. Maksud saya, penembak jitu akan menembaki anak-anak di Sarajevo. Saya telah melihat tentara kematian membunuh keluarga-keluarga di Aljazair atau El Salvador. Namun saya tak pernah melihat tentara melecehkan dan menelanjangi anak-anak seperti ini lalu membunuh mereka untuk kesenangan.” (Wawancara NPR dengan Chris Hedges)

Tentara Israel, yang menjadikan warga sipil dan anak-anak sebagai sasaran, tidak ragu menembak bahkan anak-anak yang tengah bermain di tempat bermain sekolah. Karena jam malam yang diberlakukan oleh Israel, dalam tahun itu mereka lebih sering tidak pergi ke sekolah. Ketika mereka bisa bersekolah, mereka menjadi sasaran serangan Israel. Salah satu serangan itu terjadi pada 15 Maret 2001. Sewaktu murid-murid Sekolah Dasar Ibrahimi di al-Khalil tengah bermain selama jam istirahat, tentara Israel menembaki mereka. Kejadian ini, ketika enam anak-anak terluka parah, bukan contoh yang pertama maupun terakhir tentang kekejaman semacam itu.97

Dalam The Palestine Chronicle, wartawan-penulis Ruth Anderson menggambarkan beberapa kejadian tak berperikemanusiaan dalam Intifadah al-Aqsa:

Tak ada yang menyebutkan seorang lelaki muda yang baru menikah yang pergi berdemonstrasi hanya untuk menjadi martir, meninggalkan pengantin wanitanya menjadi janda. Tak ada yang menyebutkan pemuda Palestina yang kepalanya diremukkan oleh orang Israel dan tangannya dipatahkan sebelum ia secara brutal dijagal. Tak ada yang menyebutkan seorang anak kecil berusia 8 tahun yang tertembak mati oleh tentara Israel. Tak ada yang mengatakan bagaimana para pemukim Yahudi, yang dilengkapi dengan berbagai jenis senjata dan disokong oleh pemerintah Barak, menyerang desa-desa Palestina dan mencabuti pohon-pohon zaitun dan membunuh orang-orang sipil Palestina. Tak ada yang menyebutkan bayi-bayi Palestina yang meninggal ketika rumah mereka dibom dengan serangan udara atau orang yang dihujani oleh peluru Israel ketika dipindahkan ke tempat aman. Setiap orang tahu bahwa bayi-bayi tidak bisa melempar batu. Setiap orang tahu kecuali orang-orang Israel dan Amerika.98

Intifadah al-Aqsa Merupakan Hasil Kerja Ariel Sharon

Untuk memahami kekerasan yang terus berlanjut di luar kendali pada bulan April 2001 dan membawa Israel dan Palestina mandi darah, kita harus ingat bagaimana Intifadah terakhir dimulai. Orang yang ada di pusat kejadian ini adalah Ariel Sharon, yang kemudian menjadi, dan masih menjadi perdana menteri. Sharon dikenal oleh orang-orang Islam sebagai seorang politisi yang gemar menggunakan kekerasan. Seluruh dunia mengenalnya karena pembantaian yang telah ia lakukan atas orang-orang Palestina, perilakunya yang suka menghasut, dan kata-kata kasarnya. Yang terbesar dari pembantaian-pembantaian itu terjadi 20 tahun yang lalu di kamp pengungsian Sabra dan Shatilla, menyusul serangan Israel pada Juni 1982 ke Libanon. Dalam pembantaian ini, sekitar 2000 orang tak berdaya dibunuh, mengalami siksaan hebat, dan dibakar hidup-hidup. Tambahan lagi, banyak mayat yang dibakar atau dipotong-potong dan tak terungkap. Nama kedua yang akan kita temui di masa ini adalah Ehud Barak, yang saat itu komandan tentara Israel dan nantinya juga menjadi perdana menteri.

Minggu, 01 Februari 2009

Passing Grade PTN DI INDONESIA

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPA
Tahun 2007*

1. Teknik Informatika - ITB (65,9%)
1 .Teknik Elektro - ITB (62,5%)
2 .Teknik Kimia - ITB (61,8%)
3.Pendidikan Dokter - UI (59,8%)
4.Teknik Informatika - ITS (59,5%)
5. Pendidikan Dokter - UGM (59,3%)
6Teknik Industri - ITB (58,8%)
7 Teknik Elektro - UI (58,6%)
8 Pendidikan Dokter - UNAIR (58,6%)
9 Farmasi - UI (58,4%)
10 Pendidikan Dokter - UNPAD (58%)
11 Teknik Elektro - ITS (57,7%)
13 Pendidikan Dokter - UNDIP (57,5%)
14 Teknik Kimia/TGP - UI (57,4%)
15 Farmasi - ITB (57,4%)
16 Teknik Elektro - UGM (57,4%)
17 Teknik kimia - ITS (56,6%)
18 Ilmu Komputer - UGM (56,5%)
19 Pendidikan Dokter - UNSRI (56,5%)
20 Teknik Perminyakan - ITB (55,2%)
21 Teknik Fisika - ITB (55,1%)
22 Pendidikan Dokter - UNBRAW (55,1%)
23 Teknik Lingkungan - ITB (54,8%)
24 Teknik Kimia - UGM (54,8%)
25 Matematika - ITB (54,6%)
26 Teknik Pertambangan - ITB (54,2%)
27 Teknik Elektro - UNDIP (54,1%)
28 Teknik Industri - UI (54%)
29 Teknik Industri - ITS (53,8%)
30 Farmasi - UNAIR (53,8%)
31 Teknik Mesin - ITB (53,4%)
32 Teknik Penerbangan - ITB (52,9%)
33 Teknik Industri - UNDIP (52,9%)
34 Teknik Elektro - UNBRAW (52,9%
35 Ilmu Komputer - UI (52,8%)
36 Teknik Lingkungan - ITS (52,4%)
37 Pendidikan Dokter - USU (52,1%)
38 Teknik Mesin - UI (52%)
40 Farmasi - UNPAD (51,5%)
41 Teknik Mesin - ITS (51,5%)
42 Arsitektur - UGM (51,4%)
43 Teknik Mesin - UGM (51,4%)
44 Pendidikan Dokter Gigi - UI (51,2%)
45 Pendidikan Dokter - UNAND (50,6%)
46 Arsitektur - ITB (50,3%)
47 Teknik Planologi - ITB (50,1%)
48 Pendidikan Dokter Gigi - UGM (50%)
49 Pendidikan Dokter - UNHAS (50%)
51 Teknik Material - ITB (49,2%)
52 Arsitektur - UNDIP (49,2%)
53 Kimia - ITB (49,1%)
54 Pendidikan Dokter Gigi - UNAIR (49%)
55 Teknik Sipil - ITB (48,7)
56 Teknik Elektro - UNUD (48,5%)
58 Biologi - ITB (47,8%)
59 Teknik Geologi - ITB (47,8%)
60 Pendidikan Dokter Gigi - UNPAD (47,8%)
61 Teknik Mesin - UNDIP (47,8%)
62 Psikologi - UNPAD (47,7%)
63 Teknik Metalurgi dan Material - UI (47,4%)
64 Sistem Informasi - ITS (47,4%)
65 Arsitektur - UI (47,2%)
66 Statistika - UNPAD (47,2%)
67 Biologi - UGM (47,2%)
68 Arsitektur - UNBRAW (47,1%)

TOP 100 PASSING GRADE TERTINGGI JURUSAN IPS
Tahun 2007*

#1 Akuntansi - UI (63,9%)

2 Ilmu Hubungan Internasional - UI (63,1%)
3 Akuntansi - UGM (62,1%)
4 Akuntansi - UNPAD (61,2%)
5 Manajemen - UI (61%)
6 Psikologi - UI (60,6%)
7 Ilmu Komunikasi - UNPAD (59,4%)
8 Psikologi - UGM (58,7%)
9 Ilmu Hubungan Internasional - UGM (58,5%)
10 Ilmu Komunikasi - UI (58,3%)
11 Ilmu Hubungan Internasional - UNPAD (58,1%)
12 Manajemen - UGM (57,9%)
13 Akuntansi - UNAIR (57,5%)
14 Ilmu Komunikasi - UGM (57,4%)
15 Ilmu Komunikasi - UNAIR (57,4%)
16 Akuntansi - UNBRAW (57,3%)
17 Sastra Inggris - UGM (56,6%)
18 Ekonomi Pembangunan - UI (56,4%)
19 Psikologi - UNAIR (56,4%)
20 Ilmu Hukum - UI (56,2%)
21 Manajemen - UNAIR (56%)
22 Eko. dan Studi Pembangunan - UGM (55,6%)
23 Akuntansi - UNDIP (55,2%)
24 Manajemen - UNPAD (55,1%)
25 Manajemen - UNBRAW (54,5%)
26 Ekonomi Pembangunan - UNPAD (54,2%)
27 Ilmu Hukum - UGM (54,1%)
28 Manajemen - Univ. 11 Maret Solo (53,9%)
29 Sastra Inggris - UI (53,8%)
30 Ilmu Administrasi Niaga - UI (52,9%)
31 Ilmu Administrasi Niaga - UNPAD (52,2%)
32 Manajemen - USU (52,1%)
33 Ilmu Komunikasi - UNDIP (51,6%)
34 Manajemen - UNDIP (51,5%)
35 Ilmu Hukum - UNPAD (51,4%)
36 Ekonomi Pembangunan - UNAIR (51,1%)
37 Ilmu Hukum - UNAIR (50,7%)
38 Ilmu Administrasi Negara - UGM (50,5%)
39 Ilmu Pemerintahan - UGM (50,4%)
40 Sastra Perancis - UI (50,1%)
41 Sastra Jepang - UGM (50%)
42 Manajemen - UNS (49,9%)
43 Kriminologi - UI (49,6%)
44 Ekonomi Pembangunan - USU (49,5%)
45 Ilmu Administrasi Publik - UNBRAW (49,3%)
46 Ilmu Administrasi Negara - UI (49%)
47 Ilmu Hukum - UNDIP (48,8%)
48 Akuntansi - UNHAS (48,6%)
49 Ilmu Administrasi Negara - UNAIR (48,5%)
50 Ilmu Pemerintahan - UNDIP (48,3%)
51 Ilmu Hukum - UNBRAW (48,3%)
52 Ilmu Hukum - USU (48,2%)
53 Akuntansi - UNSRI (48,1%)
54 Ilmu Hubungan Internasional - UNAIR (47,9%)
55 Manajemen - UNAND (47,9%)
56 Ilmu Politik - UI (47,8%)
57 Sastra Cina - UI (47,8%)
58 Ilmu Hukum - UNSRI (47,7%)
59 Ilmu Komunikasi - UNILA (47,7%)
60 Ilmu Administrasi Negara - UNPAD (47,4%)
61 Sastra Perancis - UGM (47,1%)
62 Akuntansi - Univ. 11 Maret Solo (46,9%)
63 Sastra Rusia - UI (46,7%
64 Sastra Inggris - USU (46,6%)
65 Ilmu Administrasi Fiskal - UI (46,6%)
66 Ilmu Filsafat - UI (46,6%)
67 Manajemen - Univ. Negeri Semarang (46,6%)
68 Akuntansi - USU (46,5%)
69 Sastra Jerman - UI (46,4%)
70 Manajemen - UNHAS (46,4%)
71 Ilmu Hukum - UNAND (46,2%)
72 Ekonomi Pembangunan - UNILA (46,1%)
73 Sastra Inggris - UNPAD (46%)
74 Ilmu Hubungan Internasional - UNHAS (46%)
75 Sastra Inggris - UNAIR (45,8%)
76 Desain Komunikasi Visual - Univ. 11 Maret Solo (45,7%)
77 Sastra Inggris - UNHAS (45,6%)
78 Ilmu Kesejahteraan Sosial - UI (44,9%)
79 Arkeologi - UI (44,7%)
80 Ilmu Hukum - UNSRI (44,7%)
81 Ilmu Administrasi Bisinis - UNBRAW (44,7%)
82 Sosiologi - UI (44,5%)
83 Ilmu Pemerintahan - UNHAS (44,2%)
84 Ekonomi Pembangunan - UNDIP (44%)
85 Ilmu Hukum - UNHAS (44%)
86 Sastra Arab - UI (43,8%)
87 Ilmu Administrasi Negara - Univ. 11 Maret Solo (43,5%)
88 Ilmu Sejarah - UI (43,2%)
89 Desain Interior - Univ. 11 Maret Solo (43,2%)
90 Manajemen - UNUD (43,2%)
91 Ekonomi Pembangunan - UNBRAW (43,1%)
92 Ilmu Pemerintahan - UNPAD (43%)
93 Ilmu Administrasi Niaga - UNDIP (43%)
94 Pend. B. Inggris - UNSRI(42,9%)
95 Ilmu Administrasi Negara - USU (42,7%)
96 Ilmu Administrasi Niaga - UNILA (42,6%)
97 Ekonomi Pembangunan - UNHAS (42,6%)
98 Sastra Inggris - UNBRAW (42,3%)
99 Antropologi Sosial - UI (42%)
100 Akuntansi - UNUD (41,9%)

PASSING GRADE TERTINGGI IPA VERSI LAINNYA :

Passing Grade Regional III
Arsitektur I T S 42.77 IPA
Biologi I T S 31.5 IPA
Desain Produk Industri I T S 33.22 IPA
Fisika I T S 35.69 IPA
Kimia I T S 34.16 IPA
Matematika I T S 36.11 IPA
Statistika I T S 38.91 IPA
Teknik Elektro I T S 49.13 IPA
Teknik Fisika I T S 40.19 IPA
Teknik Geodesi I T S 38.16 IPA
Teknik Industri I T S 48.22 IPA
Teknik Informatika I T S 49.94 IPA
Teknik Kelautan I T S 42.47 IPA
Teknik Kimia I T S 48.80 IPA
Teknik Lingkungan I T S 39 IPA
Teknik Material I T S 35.16 IPA
Teknik Mesin I T S 44.27 IPA
Teknik Perkapalan I T S 47.36 IPA
Teknik Sipil I T S 45.33 IPA
Teknik Sistem Perkapalan I T S 43.47 IPA

PASSING GRADE TERTINGGI IPS VERSI LAINNYA

Antropologi Sosial UNAIR 32.28 IPS
Biologi UNAIR 31.80 IPA
Ekonomi Akuntansi UNAIR 46.81 IPS
Ekonomi Manajemen UNAIR 44.40 IPS
Ekonomi Pembangunan UNAIR 42.87 IPS
Farmasi UNAIR 37.02 IPA
Fisika UNAIR 32.22 IPA
Ilmu Administrasi Negara UNAIR 40.31 IPS
Ilmu Hubungan Internasional UNAIR 43.21 IPS
Ilmu Hukum UNAIR 39.5 IPS
Ilmu Komunikasi UNAIR 41.75 IPS
Ilmu Politik UNAIR 34.75 IPS
Ilmu Sejarah UNAIR 31.71 IPS
Kedokteran Hewan UNAIR 36.25 IPA
Kesehatan Masyarakat UNAIR 35.69 IPA
Kimia UNAIR 32.30 IPA
Matematika UNAIR 33.66 IPA
Pendidikan Dokter UNAIR 43.81 IPA
Pendidikan Dokter Gigi UNAIR 37.97 IPA
Psikologi UNAIR 39.62 IPS
Sastra Indonesia UNAIR 31.03 IPS
Sastra Inggris UNAIR 31.18 IPS
Sosiologi UNAIR 32.12 IPS

Hukum Golput

Pandangan Ulama tentang Pemberian Suara dalam Pemilu

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang pemberian suara seorang muslim dalam pemilu atau masuk sebagai anggota parlemen di suatu negara yang tidak menegakkan hukum Allah swt.

1. Para ulama yang tidak membolehkan hal itu cenderung melihat bahwa demokrasi adalah pengalihan peran pembuatan hukum dari Allah swt—sebagai pembuat syariat—kepada manusia, dan ini termasuk kedalam kekufuran.

Diantara ulama yang tidak membolehkan adalah Syeikh Abdurrahman as Suhaim, anggota Markaz Da’wah dan Irsyad, Riyadh yang berpendapat bahwa tidak boleh memasuki Majlis Parlemen dan sesungguhnya orang-orang yang memasuki majlis ini telah mengetahui secara yakin bahwa mereka tidaklah bisa merubah hukum yang berlaku sedikit pun! Permasalahan kita bukanlah permasalahan harta atau menegakkan had (hukum) terhadap seorang pencuri! Permasalahan kita adalah bagaimana berhukum dengan syariat Allah, menjadikan manusia menyembah Tuhan manusia. Cukuplah berdosa bagi orang yang memasuki majlis-majlis seperti ini, sesungguhnya ia telah diseru untuk menerima hukum Allah namun menolak, dan rela dengan—selain hukum Allah—adalah kufur terhadap Allah Yang Maha Besar.”

Beliau melanjutkan,”Yang jelas kemudharatan memasuki majlis ini adalah lebih besar dari pada manfaatnya, dosanya lebih besar dari pada menfaatnya! Dan kita memiliki kaidah bahwa “menghindari kerusakan lebih didahulukan dari pada mendapatkan manfaat.”

2. Sedangkan mereka yang berpendapat boleh bahkan wajib memanfaatkan pemilu dengan memberikan suaranya atau memasuki parlemen tersebut berdalil bahwa hal itu merupakan bagian dari pemberian kesaksian.

Diantara para ulamanya adalah :
Syeikh Yusuf al Qaradhawi yang mengatakan,”Apabila kita melihat kepada peraturan seperti peraturan Pemilu atau pemberian suara maka hal tersebut didalam pandangan Islam adalah suatu persaksian untuk memilih sesuatu yang paling layak.”

Beliau melanjutkan,”Barangsiapa yang bersaksi terhadap orang yang tidak shaleh dan menyatakan bahwa dia orang shaleh maka sesungguhnya ini adalah suatu dosa besar karena telah memberikan kesaksian palsu bahkan ditempatkan setelah syirik terhadap Allah swt dalam firman-Nya :


فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ


Artinya : “Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (QS. Al Hajj : 30)

Dan barangsiapa yang memilih wakilnya dikarenakan ia adalah kerabat, satu bangsa, kepentingan pribadi maka ia telah melanggar perintah Allah swt

وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ


Artinya : “Dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.” (QS. At Thalaq : 2)

Dan barangsiapa yang melanggar dari menunaikan amanahnya dalam pemilu sehingga orang yang amanah tersingkir dan didominasi oleh orang-orang yang tidak layak dan tidak memenuhi persyaratan kuat lagi amanah sesungguhnya dia telah melanggar perintah Allah swt dalam menunaikan janji padahal ia telah dipanggil untuk itu dan dia juga telah menyembunyikan kesaksiannya yang dibutuhkan oleh umat ini sebagaimana firman-Nya

Artinya : “Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil.” (QS. Al Baqoroh : 282)

Artinya : “Dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya.” (QS. Al Baqoroh : 283)

Syeikh Muhammad bin Utsaimin pernah ditanya tentang Hukum Pemilu maka beliau menjawab,”Saya melihat pemilu adalah suatu kewajiban dan kita harus menentukan orang yang kita anggap memiliki kebaikan karena apabila orang yang baik mundur, lantas siapa yang mengisi posisi mereka? tentunya posisi itu akan diduduki oleh orang-orang jahat atau orang-orang yang tidak memiliki pendirian atau yang tidak mempunyai kebaikan dan juga keburukan, ia hanya mengikuti setiap orang yang mengajaknya, untuk itu kita harus memilih orang yang kita anggap baik.

Apabila ada orang yang bertanya,”Kita hanya memilih satu orang sementara sebagian besar majlis tersebut adalah sebaliknya?” Kita jawab,”Tidak apa-apa. Satu orang ini apabila Allah menjadikan didalamnya ada keberkahan dan dia menyuarakan kalimat kebenaran di majlis tersebut tentunya akan memberikan bekas (pengaruh)…”

Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Syeikh Abdur Razaq ‘Afifi dan Syeikh Abdullah bin Ghodyan, dari Komisi Riset dan Fatwa (Saudi) pernah ditanya tentang Pemilu di Aljazair yang di negara tersebut ada Partai-partai yang mengajak kepada hukum islam dan sebagian partai lainnya menolak hukum islam. Bagaimana hukumnya bagi seorang pemilih?

Mereka menjawab,”Wajib bagi kaum muslimin yang berada di negara-negara yang tidak berhukum dengan syariat islam untuk memberikan segenap kemampuannya untuk berhukum dengan syariat islam dan saling bekerja sama bagai sebuah tangan dalam membantu partai yang diketahuinya akan menerapkan syariat islam. Adapun membantu partai yang tidak ingin menerapkan syariat islam maka ini tidak diperbolehkan bahkan bisa mengajak orang itu kepada kekufuran, sebagaimana firman Allah ;

Artinya : “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Maidah : 49 – 50)

Hal yang demikian juga seperti penjelasan Allah akan kekufuran orang yang tidak berhukum dengan syariat islam, larangan dari membantu mereka atau memilih mereka sebagai wali serta memerintahkan orang-orang beriman untuk bertakwa kepada Allah jika mereka betul-betul orang-orang yang beriman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. Al Maidah : 57). (www. islam-qa.com)

Demokrasi Langkah Menuju Kekhilafahan

Allah swt telah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi ini, yaitu wakil Allah swt dalam mengatur dan mengurus bumi yang diamanahkan kepada mereka serta menghukum diantara manusia dengan keadilan.

Menurut Al Maududi bahwa manusia tidak akan menjadi khalifah yang benar selama tidak mengikuti hukum Sang Pencipta yang sebenarnya. Adapun sistem pemerintahan yang berpaling dari hukum Allah, menjadikan hukum yang terlepas bebas, memerintahkan dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri maka itu bukanlah khalifah namun hal itu adalah perlawanan terhadap Sang Penguasa yang hakiki.

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” (QS. Fathir : 39)

Menurut beliau bahwa khilafah yang sah dan benar ini bukanlah perorangan, keluarga atau kelas tertentu tapi komunitas secara keseluruhan yang meyakini dan menerima prinsip-prinsip dan gagasan-gagasan tersebut dan bersedia menegakkannya atas dasar ini.

Artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur : 55)

Setiap individu didalam kelompok kaum mukminin, ditinjau dari pandangan ayat ini, adalah sekutu didalam khilafah dan tidak seorang manusia atau kelas pun yang berhak mencabut kekuasaan kaum mukiminin didalam khilafah ini lalu memusatkannya ditangan sendiri.”

Beliau melanjutkan,”Dan ini pulalah yang mengarahkan khilafah islamiyah kearah demokrasi, meskipun terdapat perbedaan asasi antara demokrasi islami dengan demokrasi barat, yaitu bahwa dasar demokrasi barat bertumpu atas prinsip kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Adapun demokrasi dalam khilafah islamiyah, rakyat mengakui bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah dengan suka rela dan atas keinginannya sendiri, menjadikan kekuasaannya dibatasi oleh batasan-batasan perundang-undangan Allah swt.” (Khilafah dan Kerajaan hal 63 – 67)

Mewujudkan kekhilafahan di bumi yang menjadi kewajiban setiap muslim bukanlah seperti membalikan telapak tangan, terlebih di zaman yang hampir seluruh negara telah menerapkan sistem demokrasi. Namun jalan ke arah mewujudkan cita-cita itu haruslah dirintis walaupun dengan menggunakan sarana yang bersumber dari selain islam seperti demokrasi.

Hal tersebut tidaklah dilarang selama ia tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip islam, sebagaimana Rasulullah saw pernah mengambil pendapat Salman al Farisi untuk menggali parit dalam pertempuran khondaq padahal strategi ini adalah kebiasaan orang-orang Parsia jika mereka dikepung dalam suatu pertempuran.

Golput Antara Mubah, Sunnah dan Wajib

Diantara Keputusan Majlis Fatwa dan Riset Eropa tentang keikut-sertaan seorang muslim dalam perpolitikan di Eropa adalah :

1. Pada asalnya disyariatkan keikut-sertaan politik di negara Eropa berada diantara boleh, sunnah atau bahkan wajib sebagaimana ditunjukan firman Allah swt

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ


Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah.” (QS. Al Maidah : 2.) Hal ini dianggap sebagai tuntutan para warga negara.

2. Keikutsertaan Politik ini berupa masuk dalam berbagai ormas, bergabung dengan partai, membentuk opini, ikut serta dalam pemilu dengan memberikan suara serta memilih para wakilnya.

3. Diantara kriteria keikutsertaan politik adalah komitmen dengan akhlak islam seperti jujur, adil, setia, amanah, menghormati keberagaman dan perbedaan pendapat, siap bersaing dengan orang-orang yang menentang islam, tidak berlaku kasar.

4. Diantara kriteria keikutsertaan politik adalah pemberian suara dalam pemilu dengan syarat komitmen dengan prinsip-prinsip syariah, akhlak dan perundang-undangan, seperti adanya kejelasan tujuan dalam membantu berbagai kemaslahatan masyarakat, jauh dari sifat licik atau curang dan membersihkan dirinya dari hawa nafsu pribadi.

Meskipun keputusan Majlis Fatwa tersebut diperuntukan buat kaum muslimin di negara-negara Eropa namun pada hakekatnya kondisi negara-negara tersebut tidaklah berbeda dengan kebanyakan negara-negara muslim pada saat ini dalam hal tidak menerapkan hukum Allah swt.

Beberapa kriteria yang disebutkan didalam putusan-putusan tersebut menjadi bingkai didalam menentukan hukum dari keikut-sertaan politik seorang muslim, termasuk pemberian suara dalam pemilu, apakah boleh, sunnah atau wajib.

Hukum mana yang bisa diterapkan dalam permasalahan pemberian suara atau tidak seseorang (golput) dalam pemilu sangatlah dipengaruhi oleh tiga faktor :

1. Kualitas dari pemilihan umumnya, seperti : secara umum pemilu yang diadakan tidak dipenuhi oleh kecurangan maupun kelicikan.

2. Kualitas dari para calon anggota legislatifnya (khususnya yang muslim), yaitu :
a. Komitmen dengan prinsip-prinsip syari’ah.
b. Komitmen dengan prinsip-prinsip akhlak islam.
c. Komitmen dengan prinsip-prinsip perundang-undangan yang membawa kepada kemaslahatan umat.

3. Persyaratan pemilih dari tinjauan syari’ah, seperti ; memahami secara baik apa yang harus dilakukannya dan adil atau tepat dalam menilai menjatuhkan pilihannya.

Untuk itu setiap muslim sebelum menentukan apakah menggunakan hak pilihnya atau tidak (golput) hendaklah melihat ketiga faktor tersebut dari semua sisi, baik dari sisi syari’ah, realita politik dan prilaku di lapangan. Kemudian dia juga harus menghindari adanya faktor-faktor emosional terhadap orang yang akan dipilihnya, seperti : kesamaan etnis, daerah, profesi, atau balas jasa yang dapat merusak obyektifitas dalam memberikan penilaian.

Apabila seorang muslim dengan segala upaya yang dilakukannya tersebut melihat bahwa pemilu tersebut akan membawa kemaslahatan bagi umat, adanya keberpihakan undang-undang kepada kepentingan-kepentingan kaum muslimin baik aspek akidah, ibadah maupun amar ma’ruf nahi munkar, adanya keseriusan dalam komitmen dengan prinsip-prinsip islam dan nilai-nilai moral serta adanya upaya untuk menerapkan syari’at Allah walaupun secara bertahap maka setiap muslim harus menggunakan suaranya mendukung orang-orang yang siap berjuang untuk itu semua. Firman Allah swt :
”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa” (QS. Al Maidah : 2)

Namun apabila dia melihat sebaliknya bahwa pemilu tersebut tidaklah banyak bermanfaat buat umat, mengabaikan hak-hak kaum muslimin, menghilangkan wala (loyalitas) kepada Allah dan rasul-Nya, tidak adanya keinginan menerapkan syariat Allah, tidak komitmen dengan prinsip-prinsip islam maupun nilai-nilai moral atau mempersulit kaum muslimin dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya maka boleh bagi seorang muslim untuk tidak memberikan suaranya, sebagaimana firman Allah swt :


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. Al Maidah : 57).

Dan juga firman-Nya,”dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah.” (QS. Al Maidah : 2).

Dan jika dia melihat bahwa pemilu berada diantara dua keadaan diatas maka dianjurkan baginya untuk memberikan suaranya kepada orang-orang yang dianggapnya paling dekat dengan islam, konsisten untuk menyuarakan kebenaran, tidak mudah runtuh loyalitas keislamannya, tidak menjual umat untuk kepentingan pribadi dan golongannya serta siap memperjuangkan penerapan nilai-nilai syari’ah walaupun jumlah mereka hanyalah segelintir saja, sebagaimana kaidah “Kemudharatan (bahaya) yang besar dapat dihilangkan dengan kemudharatan yang lebih ringan” atau “Apabila ada dua kemudharatan maka ambilah kemudharatan yang lebih ringan.” Juga firman Allah swt :
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al Maidah : 2)

Wallahu A’lam

Sukses Sejati

Kalau saya menjual bakso, satu mangkuknya saya jual tiga ribu rupiah. Kemudian ada pembeli yang menawar, maka dengan tegas saya akan katakan:”Kalau saya jual bakso ini tiga ribu lima ratus rupiah, Anda yang rugi. Kalau saya jual dua ribu lima ratus rupiah, saya yang rugi. Harga tiga ribu rupiah ini sudah pas Pak. Harga ini sudah islami, tidak lebih tidak kurang.”

Tapi ketika pembeli tadi menjelaskan bahwa ia butuh membeli bakso dalam jumlah banyak untuk suatu pertemuan dengan kawan-kawannya, padahal uangnya tidak cukup, maka saya akan menjawab:”kalau Anda hanya punya dua ribu lima ratus rupiah untuk semangkuk bakso, ya, tidak apa-apa, saya rela. Tapi harganya tetap tiga ribu rupiah.”. Mungkin pembeli itu akan bingung,”Lho maksudnya bagaimana Pak?” Saya akan menjelaskan:”Kekurangan Bapak yang lima ratus rupiah itu adalah keuntungan saya di akhirat nanti.”

Nampak sangat mendasar bukan?. Dalam kapitalisme sekuler, apa yang saya alami itu jelas suatu kerugian.tapi dalam model perniagaan islam yang sudut pandangnya dunia akhirat, itu merupakan suatu keuntungan. Saya telah falah, juga fa’iz, bahkan kemenangan dan keuntungan saya dari pengorbanan lima ratus rupiah itu tidak hanya saya nikmati setelah saya ke akhirat, tapi di dunia saya yakin ada pertolongan Allah yang justru berlipat, 700 kali lipat dari 500 yang saya korbankan tadi.

“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah” QS. Huud:11

Kalau kapitalisme menganggap persaingan bebas sebagai media paling cocok untuk menggapai kesuksesan bagi kehidupan sekarang ini, kalau materialisme menganggap kekayaan materi sebagai simbol kesuksesan manusia di zaman ini, kalau hedonisme menganggap kehidupan glamor, mewah, dan hura-hura sebagai hasil dari kesuksesan, maka dengan bangga saya menyebut hanya muslim yang memiliki pemikiran paling visioner dan sejati. Perspektifnya jauh berbeda daripada yang lain.

Info Beasiswa Etos 2009

Informasi Pendaftaran

Persyaratan Umum

  1. Siswa yang kurang mampu secara ekonomi

  2. Lulus SMA/sederajat dan atau akan mengikuti

    USMI/UM/PMDK/SPMB pada tahun seleksi

Persyaratan Khusus

  1. Diterima pada universitas dan jurusan yang

    direkomendasikan oleh Beastudi Etos

  2. Bersedia menandatangani akad Beastudi Etos

  3. Lulus seleksi Beastudi etos yang meliputi

    seleksi administrasi, tes tulis dan wawancara,

    home visit, lolos SPMB/USMI/UM/PMDK,

    dan ranking nasional

Berkas Pendaftaran

  1. Mengisi biodata calon peserta

    (bisa didapatkan di stand pendaftaran Beastudi etos

    di sembilan kota di Indonesia, atau download dari

    website www.lpi-dd.net )

  2. Mengisi dan menandatangani akad Beastudi etos

    (bisa didapatkan di stand pendaftaran Beastudi etos

    di sembilan kota di Indonesia atau download

    dari website www.lpi-dd.net)

  3. Fotokopi raport SMA dari semester I - V

  4. Surat Keterangan Tidak Mampu dari ketua RT

    atau Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) setempat

  5. Slip gaji orang tua (bila ada) atau surat keterangan

    penghasilan orang tua, dengan ditanda tangani

    oleh ketua RT atau DKM setempat

  6. Foto kopi kartu keluarga yang masih berlaku

  7. Foto kopi KTP/Kartu Pelajar

  8. Pas foto 4 x 6, 2 lembar

  9. Melampirkan foto rumah (tampak keseluruhan

    dari luar, dan dari dalam)

  10. Menulis karangan singkat tentang kisah hidup

    sepanjang minimal satu halaman folio

Waktu seleksi

Januari – Agustus

Waktu Pendaftaran

Akan diberitahukan kemudian

Kota pendaftaran

  1. Padang

  2. Jakarta

  3. Bogor

  4. Bandung

  5. Semarang

  6. Jogja

  7. Surabaya

  8. Malang

  9. Makassar

Pusat Informasi :
Beastudi etos

Bumi Pengembangan Insani
Jl. Parung-Bogor, desa Jampang, kec. Kemang, kab Bogor
Telp : 0251 8610818/ 8610817 ext 2
Fax : 0251 8615 016



Daftar perguruan tinggi negeri dan jurusan

yang direkomendasikan Beastudi Etos*

(*berdasarkan data seleksi tahun 2008,

data sewaktu-waktu dapat diperbarui)

  1. Universitas Andalas

  2. Universitas Indonesia

  3. Institut Pertanian Bogor

  4. Institut Teknologi Bandung

  5. Universitas Padjajaran

  6. Universitas Diponegoro

  7. Universitas Gadjah Mada

  8. Universitas Airlangga

  9. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

  10. Universitas Brawijaya

  11. Universitas Hasanudin